Selasa, 29 September 2009

Tampil Beda itu Penting

Jika kita mengamati baliho yang dipajang oleh calon kepala daerah, secara umum tidak tampak perbedaan yang mencolok dari media komunikasi yang dipajang oleh para kandidat yang bersaing. Selalu ada foto kandidat dengan jas hitam, dasi dan kopiah (khususnya yang ingin menonjolkan kemuslimannya), lalu ada bendera merah putih sebagai bacgroundnya, serta tulisan panjang yang berisi jargon, bahkan terkadang visi dan misi. Sehingga jika kita melihat media itu dari jarak yang agak jauh, akan terasa sulit membedakan siapa sang pemilik baliho itu. Padahal tak jarang baliho-baliho itu dipajang secara berdekatan antara satu dengan yang lainnya.
Hal ini terjadi karena mungkin sang kandidat tidak memahami pentingnya untuk tampil berbeda dari yang lainnya. Berbeda dalam segala hal tentunya, baik bentuk, ukuran, content (termasuk didalamnya colour base, foto, text/jargon), serta cara memasangnya. Dalam bahasa marketing ini disebut dengan differensiasi.
Differensiasi yang dibangun sudah barang tidak hanya berlaku pada tampilan saja, namun pada keseluruhan unsur, nuansa tampil beda perlu mendapatkan perhatian yang penuh. Artinya, agar berbeda dengan kandidat lainnya, maka proses differensiasi harus diterapkan pada seluruh unsur bauran pemasaran, baik produknya (performance, ide/gagasan/issues/jargon, dsb), strategi dan taktik promosinya, pricing hingga pada rantai distribusinya (place). Pokoknya semua harus tampil beda.
Oleh karena itu riset terhadap keinginan pasar (konstituen) dan kompetitor menjadi sangat penting. Tugas Anda untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan pesaing Anda dan perbedaan itu harus diyakini telah sesuai dengan harapan konstituen Anda. Simpelnya, Anda harus tampil beda agar dapat dibedakan dari pesain Anda. Kalau tidak ada yang berbeda, itu berarti Anda tidak ada apa-apanya.

Senin, 28 September 2009

Sukses Pilkada dengan 4 P

"Pilkada" dengan "Pilkita" tentu saja jauh berbeda. Namun, ada kesamaan antara keduanya, yaitu sama-sama memerlukan marketing agar dapat mendulang sukses. Seorang kandidat akan dianggap kuat jika ia memiliki daya kompetitif yang lebih baik dibanding yang lain. Dalam konteks marketing daya kompetitif seorang kandidat dapat diuraikan dalam sebuah konsep yang sederhana yaitu konsep 4P, Product, Pricing, Promotion, dan Place. Product meliputi daya saing personal (moralitas, performance/penampilan, succes story, intelektual, kompetensi dan pengalaman), visi dan gagasan, statatement, lingkungan sosial-politik, serta instrument yang mampu mewakili kehadiran kandidat (marchandise, misalnya). Pricing adalah terkait dengan social cost dan political cost yang mampu dibayarkan oleh kandidat untuk membiayai tim kerja, saksi, memberikan bantuan untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,dsb. Promotion, berkaitan dengan strategi dan taktik komunikasi melalui PR's, advertising, door to door campaign, propaganda, dan kampanye terbuka. Sedangkan place berkaitan dengan jaringan penyampaian informasi dan jaringan penggalangan dukungan yang memungkinkan penyebaran informasi dapat diselenggarakan secara efektif dan efisien.
4 P adalah sebuah konsep yang mudah diingat serta mudah diterapkan. Anda bisa membuat tabel untuk mengadu daya saing antara 2 atau lebih kandidat yang maju dalam Pilkada. Melalui konsep itu juga Anda dapat memeriksa dimana kelemahan dan kekuatan Anda jika dibandingkan dengan kompetitor Anda. Untuk memenangkan pilkada, sudah barang tentu Anda tidak perlu unggul secara mutlak di keempat unsur tersebut. Pada beberapa pengalaman pilkada, tak jarang seorang kandidat yang produknya lemah, namun mampu tampil sebagai pemenang karena unggul di 3 P yang lain. Secara teoritik, kunci suksesnya adalah "P" Anda harus lebih baik dari yang lain.