Jika kita mengamati baliho yang dipajang oleh calon kepala daerah, secara umum tidak tampak perbedaan yang mencolok dari media komunikasi yang dipajang oleh para kandidat yang bersaing. Selalu ada foto kandidat dengan jas hitam, dasi dan kopiah (khususnya yang ingin menonjolkan kemuslimannya), lalu ada bendera merah putih sebagai bacgroundnya, serta tulisan panjang yang berisi jargon, bahkan terkadang visi dan misi. Sehingga jika kita melihat media itu dari jarak yang agak jauh, akan terasa sulit membedakan siapa sang pemilik baliho itu. Padahal tak jarang baliho-baliho itu dipajang secara berdekatan antara satu dengan yang lainnya.
Hal ini terjadi karena mungkin sang kandidat tidak memahami pentingnya untuk tampil berbeda dari yang lainnya. Berbeda dalam segala hal tentunya, baik bentuk, ukuran, content (termasuk didalamnya colour base, foto, text/jargon), serta cara memasangnya. Dalam bahasa marketing ini disebut dengan differensiasi.
Differensiasi yang dibangun sudah barang tidak hanya berlaku pada tampilan saja, namun pada keseluruhan unsur, nuansa tampil beda perlu mendapatkan perhatian yang penuh. Artinya, agar berbeda dengan kandidat lainnya, maka proses differensiasi harus diterapkan pada seluruh unsur bauran pemasaran, baik produknya (performance, ide/gagasan/issues/jargon, dsb), strategi dan taktik promosinya, pricing hingga pada rantai distribusinya (place). Pokoknya semua harus tampil beda.
Oleh karena itu riset terhadap keinginan pasar (konstituen) dan kompetitor menjadi sangat penting. Tugas Anda untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan pesaing Anda dan perbedaan itu harus diyakini telah sesuai dengan harapan konstituen Anda. Simpelnya, Anda harus tampil beda agar dapat dibedakan dari pesain Anda. Kalau tidak ada yang berbeda, itu berarti Anda tidak ada apa-apanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar